
Cuti sudah lama berlalu, dan seperti biasa saya membawa lagi cerita jalan-jalannya disini. Kali ini saya berkunjung ke Jepara, ditemani rekan saya Munaris dari Sragen dan Irfan teman semess saya yang kebetulan rumahnya di Jepara.
Perjalanan saya awali dari Jogja hari Selasa, 26 Juni 2018 jam 05.00 pagi. Itupun saya hanya sempatkan tidur 2 jam saja setelah malamnya hangout bersama teman. Dan paginya langsung gas ke Sragen.
 |
Last Cumi-cumi |
Perjalanan ke Sragen menempuh waktu 2 jam dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Cukup cepat perjalanannya karena hari masih pagi, lalu lintas pun masih sepi. Sampai dirumah Munaris saya sempatkan nebeng mandi dan sarapan. Setelah berpamitan sekitar jam 08.00 saya dan Munaris pun berangkat dari rumahnya menuju ke Jepara, namun perjalanan kita agak melenceng melewati Purwodadi barat, tempat Pak Ustad Bukori, masih rekan sekerja saya di Jambi. Meski sayangnya Pak Ustad sudah kembali bekerja, kami luangkan untuk sekedar mampir sejenak sekaligus silaturahmi bertemu keluarga Pak Ustad.
Setelah sejenak bertamu,sekitar jam 12:30 kami pamit dan meneruskan perjalanan menuju Jepara. Seperti biasa google map selalu setia membantu kami mencari jalan tercepat ke rumah Irfan.
Perjalanan yang panjang dengan sedikit tersesat dan salah belok, akhirnya jam 17:00 kami pun sampai tujuan. Hari itu kami memang sengaja menginap dirumah Irfan. Setelah istirahat dan mandi, malamnya kami luangkan untuk main ke Alun-alun Jepara dan mampir makan ke lesehan seafood di dekat pasar Jepara. Walau sayangnya seafood tinggal menu cumi-cumi saja, tapi cukup untuk mengobati dahaga kuliner di Kota Ukir Jepara.
Kami sempatkan foto-foto dibeberapa spot penting di kota Jepara, hingga sekitar jam 11 malam kami pun pulang kerumah Irfan.
 |
Cumi-cumi |
 |
Sedikit berpose di lesehan Sea Food |
 |
Masjid Agung Jepara |
 |
Rusa di balai kota |
 |
Jepara Kota Ukir |
Bangun pagi jam 05:00 terasa masih mager, tapi semangat wisata membuat kami bangkit untuk bersiap-siap melanjutkan kunjungan wisata kami di Bukit Bejagan, Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara. Setelah mandi dan sarapan, kami berangkat jam 08:30 menuju Tempur. Kebetulan tanggal 27 Juni merupakan hari pemilihan umum kepala daerah serentak yang diadakan disemua propinsi di Indonesia. Jadi sejenak kami menunggu Irfan untuk mengikuti coblosan dulu. Beberapa jalan di kampung-kampung yang kami lewati tampak terlihat beberapa pos-pos pencoblosan.
Jalan yang mengarah ke Tempur merupakan jalur kendaraan Jepara - Pati, yang bisa ditempuh sekitar 1 jam dari Kancilan, Mbangsri, rumah Irfan. Bagi yang belum pernah ke Bukit Bejagan Tempur dan ingin merencanakan berwisata kesana, disarankan menggunakan kendaraan yang kondisinya mesin bagus. Paling tidak untuk kendaraan roda 2 lebih baik memakai motor transmisi manual dengan rantai, seperti motor bebek atau motor laki-laki. Atau kalau memakai mobil juga yang bertransmisi manual penggerak roda belakang. Karena perjalanan ke Bukit Pejagan memiliki rute yang sangat curam dan berkelok-kelok. Itupun harus ekstra hati2 karena jalan sempit dan tikungan-tikungan blindspot. Sangat disarankan sering-sering memberikan tanda klakson jika berada ditikungan tajam.
Namun dibalik rute yang berbahaya, kita akan disuguhi pemandangan indah disepanjang perjalanan. Seperti pohon-pohon dan sawah-sawah yang hijau, sungai-sungai yang masih asri dengan batu-batu kali khas tropis yang mempesona. Anda tidak akan bosan ketika berhenti dan menikmati pemandangan alam disana. Saya sendiri sempat berhenti di beberapa spot untuk mengabadikan foto pemandangan sepanjang jalan menuju Bukit Bejagan.
 |
Jalur ke Bukit Bejagan Tempur |
Sampai puncak Bukit Bejagan, kami tidak bisa meneruskan perjalanan dengan mobil. Beruntung ada beberapa pemuda lokal yang memang khusus mengantar wisatawan dengan motor untuk sampai ke atas. Dengan tarif 20 ribu per orang kami pun diantar ke Puncak Bukit yang memang jalannya lebih ekstrim dan tidak mungkin dilalui dengan kendaraan roda 4. Untuk tiket masuk ke tempat wisata waktu itu kalau tidak salah sekitar Rp 5,000,- per orang.
Bukit Pejagan merupakan lereng Gunung Muria, yang dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Sebelumnya menurut beberapa sumber yang saya peroleh, bukit tersebut digunakan sebagai tempat pos ronda atau pos jaga dikarenakan dulu marak terjadi pencurian diseputaran desa dibukit tersebut. Dan karena menjadi familiar di masyarakat akhirnya terkenal menjadi sebutan bukit Bejagan.
Dia area wisata Bukit Bejagan kita bisa menikmati pemandangan yang indah lembah gunung Muria. Dengan beberapa spot yang bisa kita pake selfie seperti rumah pohon dan gardu pandang. Tapi harap berhati-hati ya karena letaknya berada diatas jurang yang lumayan dalam. Beberapa lokasi juga menanjak terjal berbatu. Sayangnya beberapa spot kurang memperhatikan faktor safety, seperti kurangnya pagar pengaman dan gardu pandang dari bambu yang sudah mulai lapuk termakan usia.
Yang menarik di seputaran bukit adalah perkebunan kopi yang dikenal dengan sebutan kopi Tempur. Jadi tidak heran jika disepanjang jalan banyak didapati petani kopi yang menjemur hasil kopinya. Saya sendiri membeli kopi dirumah warga yang kebetulan juga merupakan petani kopi. Dan memang rasa serta aromanya sangat khas dan nikmat. Anda mungkin perlu mencobanya.
Hingga sore akhirnya menjelang, saya dan Munaris pun memutuskan berpamitan untuk pulang ke Sragen. Namun sebelumnya saya dan Munaris mampir sejenak ke Pantai Kartini untuk menikmati suasana sore di Pantai Kartini. Sayangnya ada beberapa foto yang terhapus, jadi beberapa indah momen di Pantai Kartini dan di Bukit Bejagan tidak bisa saya upload disini. Semoga suatu saat bisa mampir kembali kesini.
 |
Akses jalan ke puncak Bukit |
 |
Akses jalan ke Puncak Bukit |
 |
Bertapa meminta jodoh haha |
 |
Spot di Bukit Bejagan |
 |
Tanjakan menuju Bukit Bejagan |
 |
Kebun Kopi Bukit Bejagan |
 |
Warung di Bukit Bejagan |
 |
Spot Bukit Bejagan |
 |
Spot Bukit Bejagan |
 |
Spot Desa Tempur |
 |
Spot Bukit Bejagan |
 |
Spot Bukit Bejagan |
 |
Spot Bukit Bejagan |
 |
Awas Curam |
 |
Selfie bersama Munaris, Irfan dan Bapaknya Irfan... ganteng kabeh hahaha |
 |
Spot Pantai Kartini |
 |
Spot Pantai Kartini |
 |
Spot Pantai Kartini |
Sumber lain :
Kamera :
- Hp Asus Zenfone 3 Max
- Kamera DSLR Canon 700D
Komentar
Posting Komentar