Review Toyota Etios Valco
Kali ini saya akan mereview Toyota Etios Valco tahun 2014 kepunyaan adik saya yang kebetulan sudah menginjak hampir 2 tahun pemakaian. Berhubung mobilnya sering saya bawa, saya akan mencoba mengulas beberapa hal tentang mobil ini, baik kelebihan maupun kekurangannya,sesuai dengan pengetahuan saya. Perlu diketahui bahwa Toyota Etios Valco yang saya ulas adalah seri G yang merupakan seri tertinggi dari seri Etios Valco selain TOM'S.
Sebelumnya Toyota Etios dikenal dengan mobil tipe sedan yang pernah dipakai beberapa perusahaan taksi untuk melengkapi armadanya. Baru sekitar tahun 2013 dilakukan perubahan total dari Etios sedan menjadi Etios Valco berwujud small hatchback. Etios Valco sendiri memiliki beberapa tipe, yaitu JX, E, G dan TOM'S. Namun tidak ada perbedaan mencolok dari ketiga tipe tersebut. .
Beruntungnya adik saya dulu dapat unit yang tergolong masih mint condition dengan kilometer masih tergolong minim yaitu 60,000 KM pemakaian. Ditebus dengan harga 98 juta, Plat B, tambah proses biaya balik nama ke kabupaten Bantul habis sekitar 5 juta rupiah. Jadi total ya sekitar 103 jutaan.
Mobil ini memiliki kapasitas mesin sebesar 1.200 cc tipe DOHC dengan 4 katup yang mampu memuntahkan tenaga sebesar 80 HP pada putaran 5600 RPM. Lumayan cukup besar untuk ukuran mobil small hatchback. Etios Valco tipe G memiliki fitur standar yang lumayan komplet. Dari sistem pengereman ABS, dual Airbag,spion retracth hingga Electric PS. Menurut beberapa sumber informasi, Etios Valco tidak masuk dalam golongan kelas mobil LCGC. Sayangnya produksinya sudah discontinue sejak 2017 lalu. Kemungkinan karena penjualannya mulai tenggelam bersamaan dengan munculnya produk mobil-mobil LCGC sejenis yang bersaing ketat.
Secara eksterior Toyota Etios Valco ini menurut saya cenderung mirip mobil starlet dengan desain reborn. Tapi tetap stylis selayaknya desain mobil masa kini, body juga tidak terasa kaleng-kaleng. Untuk interior tidak jauh berbeda dengan Toyota Yaris model lama atau Vios, dengan panel dasbordnya ada ditengah. Urusan hiburan, meski sudah disematkan colokan USB, head unit masih belum disematkan layar LCD maupun bluetooth. Untuk kabin sayangnya tidak terlalu luas, kursi baris kedua juga agak mepet. Kursi belakang juga tidak ada headrest. Namun yang cukup diapresiasi adalah bagasinya yang cukup luas. Bisa banyak barang jika akan bepergian jauh.
Perawatan mobil ini sejauh ini belum bisa dikatakan rewel, karena selama 2 tahun pemakaian tidak pernah ada keluhan berarti. Meskipun mesinnya masih belum disematkan teknologi terkini seperti VVTI, tetapi untuk masalah perfoma masih lumayan diatas rata-rata. Terutama diputaran bawah sampai menengah banyak tenaga yang ngisi, karena pernah saya bawa nanjak ke Embung Sriten Batara yang medannya cukup curam masih kuat nanjak. Meski ya agak deg-degkan juga.. hehehe Tidak hanya itu kelebihan dari mobil ini juga dari konsumsi bahan bakar yang bisa dikatakan irit, karena sudah menggunakan teknologi Electric Fuel Injection. Pengalaman perjalanan jauh dan dekat dengan AC menyala masih bisa 1:14 dalam kota dan 1:16 untuk luar kota. Begitu juga untuk kestabilan, pengalaman di jalan tol kecepatan 120 kpj masih anteng tidak ada gejala limbung. Soal kenyamanan suspensi mungkin karena mobil ini kategori citycar jadi masih cenderung standar. Tidak terlalu empuk maupun keras.Masih nyaman Taruna saya yang sudah terjual beberapa waktu lalu hehehe.
Yang jadi kelemahan mobil ini mungkin karena beberapa spare part yang harganya cukup mahal dibanding mobil Toyota sejenis. Dan beberapa part juga tidak bisa disubtitusi dari mobil lain. Untuk BBM juga perlu pertamax untuk hasil pembakaran yang bagus, karena kompresi mobil ini adalah 11:1. Pernah saya di isi pertalite alhasil mobil jadi endut-endutan. Untuk pajak juga bisa dibilang tidak murah, karena perpanjangan STNK tahun 2020 lalu masih bercokol sekitar 2 jutaan.
Tapi secara keseluruhan, mobil ini bisa menjadi pilihan, jika anda ingin membeli mobil second non-LCGC.
Mobil ini memiliki kapasitas mesin sebesar 1.200 cc tipe DOHC dengan 4 katup yang mampu memuntahkan tenaga sebesar 80 HP pada putaran 5600 RPM. Lumayan cukup besar untuk ukuran mobil small hatchback. Etios Valco tipe G memiliki fitur standar yang lumayan komplet. Dari sistem pengereman ABS, dual Airbag,spion retracth hingga Electric PS. Menurut beberapa sumber informasi, Etios Valco tidak masuk dalam golongan kelas mobil LCGC. Sayangnya produksinya sudah discontinue sejak 2017 lalu. Kemungkinan karena penjualannya mulai tenggelam bersamaan dengan munculnya produk mobil-mobil LCGC sejenis yang bersaing ketat.
Secara eksterior Toyota Etios Valco ini menurut saya cenderung mirip mobil starlet dengan desain reborn. Tapi tetap stylis selayaknya desain mobil masa kini, body juga tidak terasa kaleng-kaleng. Untuk interior tidak jauh berbeda dengan Toyota Yaris model lama atau Vios, dengan panel dasbordnya ada ditengah. Urusan hiburan, meski sudah disematkan colokan USB, head unit masih belum disematkan layar LCD maupun bluetooth. Untuk kabin sayangnya tidak terlalu luas, kursi baris kedua juga agak mepet. Kursi belakang juga tidak ada headrest. Namun yang cukup diapresiasi adalah bagasinya yang cukup luas. Bisa banyak barang jika akan bepergian jauh.
Perawatan mobil ini sejauh ini belum bisa dikatakan rewel, karena selama 2 tahun pemakaian tidak pernah ada keluhan berarti. Meskipun mesinnya masih belum disematkan teknologi terkini seperti VVTI, tetapi untuk masalah perfoma masih lumayan diatas rata-rata. Terutama diputaran bawah sampai menengah banyak tenaga yang ngisi, karena pernah saya bawa nanjak ke Embung Sriten Batara yang medannya cukup curam masih kuat nanjak. Meski ya agak deg-degkan juga.. hehehe Tidak hanya itu kelebihan dari mobil ini juga dari konsumsi bahan bakar yang bisa dikatakan irit, karena sudah menggunakan teknologi Electric Fuel Injection. Pengalaman perjalanan jauh dan dekat dengan AC menyala masih bisa 1:14 dalam kota dan 1:16 untuk luar kota. Begitu juga untuk kestabilan, pengalaman di jalan tol kecepatan 120 kpj masih anteng tidak ada gejala limbung. Soal kenyamanan suspensi mungkin karena mobil ini kategori citycar jadi masih cenderung standar. Tidak terlalu empuk maupun keras.
Yang jadi kelemahan mobil ini mungkin karena beberapa spare part yang harganya cukup mahal dibanding mobil Toyota sejenis. Dan beberapa part juga tidak bisa disubtitusi dari mobil lain. Untuk BBM juga perlu pertamax untuk hasil pembakaran yang bagus, karena kompresi mobil ini adalah 11:1. Pernah saya di isi pertalite alhasil mobil jadi endut-endutan. Untuk pajak juga bisa dibilang tidak murah, karena perpanjangan STNK tahun 2020 lalu masih bercokol sekitar 2 jutaan.
Tapi secara keseluruhan, mobil ini bisa menjadi pilihan, jika anda ingin membeli mobil second non-LCGC.
Komentar
Posting Komentar