Review Daihatsu Taruna FGX 2004

Mungkin setelah lama tidak menulis di blog ini saya mencoba kembali menulis meski agak lain temanya. Bukan tempat-tempat piknik yang saya datangi bersama teman saya tetapi sebuah review awam mengenai mobil yang kebetulan saya baru beli Januari 2018 lalu. 
Jadi singkat cerita, setelah bertahun-tahun hanya menjadi impian akhirnya terwujudlah impian saya untuk mempunyai mobil sendiri. Akhirnya Daihatsu Taruna tipe FGX tahun 2004 bisa saya parkirkan dirumah. Tentu bangga juga bisa membeli mobil sendiri, meski harus menjual si roda dua Megapro buat nebus kekurangannya. Dan Puji Tuhan saya mendapatkan unit yang masih lumayan sehat. KM mobil meski sudah 150ribu kilometer tetapi kondisi masih lumayan oke meski tidak semulus mobil baru. 
Tetapi bukan mobil bekas namanya kalau tidak ada kekurangan, karena ada beberapa minusnya berupa oli rembes pada bawah mesin, ban sudah gundul dan cat yang sudah tidak orisinil lagi. Hanya saja setelah di cek Mas Fandi (montir mobil refensi kakak saya yang juga anggota club Daihatsu Taruna Jogja Jateng DTJJ ), katanya overall bagus dan masih aman hanya tinggal ganti seal aja pada bagian yang rembes. Itupun katanya tidak mahal.  
Sebagai orang yang belum pernah punya mobil sendiri (biasanya rental dan pinjam hehe) tentu saja saya belum mempunyai wawasan dan pengalaman mendalam soal mobil. Untuk itu, sebelum memutuskan membeli mobil saya melakukan observasi lebih dari 8 bulan untuk mencari mobil yang cocok. 
Pertama sih saya lebih condong ke Sedan macam Toyota  Vios, Hyundai Avega atau ke City Car seperti Suzuki Karimun atau Hyundai Atoz (dan sedikit melirik KIA Picanto yang imut hehe) karena harganya yang lebih murah. Tapi karena secara fungsional saya sering membawa banyak penumpang,  saya pun memutuskan mencari MPV atau SUV saja. 
Pada mulanya pilihan awal ke Kuda, Kijang dan Panther lama dengan pertimbangan harga lebih terjangkau untuk tahun yang lama. Tapi karena ada pertimbangan dari referensi tentang kekurangan ketiga mobil tersebut yang menurut saya kurang sreg dihati, saya pun mulai beralih ke Daihatsu Taruna didaftar pencarian.
Saya awalnya memang tidak melirik Taruna karena pengalaman menggunakan mobil kakak Taruna FGX 2002, ternyata BBMnya sangat boros. Meski akhirnya saya tahu mobil Taruna kakak boros karena memang mesinnya kurang sehat dan punya kapasitas CC lebih besar (1600 cc).
Setelah tahu Taruna punya beberapa tipe saya pun mulai mencari lebih jauh tentang Taruna yang bercc 1500 yang katanya lebih irit dalam konsumsi BBM.  Dan banyak pemakai bilang bahwa memang yang Cc nya 1500 khususnya yang injeksi memiliki konsumsi BBM yang hampir-hampir mirip dengan Avanza/Xenia lama, walaupun sedikit lebih boros. Meski mungkin secara harga bisa dapat Xenia tahun lama  tapi saya lebih prefer Taruna karena memang lebih memilih faktor kenyamanannya.  Dan sepengalaman saya keseringan menyewa mobil Avanza atau Xenia, entah kenapa saya pun mencoret daftar merk mobil itu dari pilihan saya. Mungkin mobil sejuta umat kali ya hehe. 
Setelah ambil di Showroom di seputaran Jalan Jogja - Solo dengan bantuan pengecekan dari Mas Fandi, saya pun nekat menggunakannya untuk pergi ke luar kota. Padahal saya tahu terlalu riskan menggunakan mobil sekond yang baru dibeli tanpa mengetahui kondisi aslinya. Tapi setelah saya cek dari oli, coolant, accu, steering dan lain2 masih saya perkirakan layak jalan  dan aman, langsung deh tancap gas menuju Sragen ketempat teman saya (Kalau ada apa-apa dijalan Pikir Keri orang jawa bilang haha).  
Dan selama sehari semalam saya bawa bermalam juga ke Jepara dan Pati menempuh sekitar mungkin 600 km pulang pergi. Puji Tuhan, mobilnya tidak ada keluhan berarti. Bensinnya pun tidak boros-boros amat. Masih dapat mungkin 1: 12 km untuk luar kota, 1:10 untuk dalam kota, lumayan iritlah untuk sekelas mobil ber cc 1500 dengan tahun yang sudah tidak muda lagi. Oli rembes yang saya kuatirkan membuat oli berkurang pun saya check masih dibatas aman.
Secara keseluruhan, Daihatsu Taruna meski sudah berumur menurut saya masih rekomendasi untuk dibeli sebagai mobil keluarga. Selain harga yang lumayan terjangkau dari sisi perawatan juga bisa dibilang murah dan mudah. Dari banyak referensi tulisan yang saya baca dari berbagai sumber di internet, di Club-club Taruna maupun sharing dari ownernya. Dari sisi mesin saya simpulkan memang Daihatsu Taruna bisa dibilang memiliki mesin yang tangguh dan awet. Karena beberapa pemakai tidak banyak yang mengeluhkan kerusakan serius pada mesin mobil mereka. Dengan catatan mobilnya dirawat dengan benar. 
Pengalaman nyetir Taruna sampai Jepara, untuk tenaga dan tarikan mesinnya masih  lumayan. Hanya saja karena dulu sering pegang Xenia atau Avansa VVti, tenaga Taruna masih dibawah duo mobil sejuta umat ini. Maklum dari teknologi juga sudah beda tahun.
Meski mobil ini discontinue sejak 2006 sejak hadirnya Terios sebagai penerus Taruna, spare partnya masih banyak ditemui dibengkel-bengkel umum. Pajak mobil ini juga masih standar sekitar  1,5 juta pertahun untuk mobil saya yang tahunnya 2004. Kaki-kakinya juga tergolong tangguh melibas jalan jelek. Mungkin karena masih digolongkan SUV atau istilahnya mini SUV,  Daihatsu Taruna memiliki suspensi yang nyaman sekelas SUV pada umumnya.  
Untuk desain eksteriornya pun masih bisa dibilang tidak ketinggalan jaman. Apalagi penyuka modifikasi, dengan sedikit sentuhan model ALTO (All Light Terain Offroad), Daihatsu Taruna tidak kalah gagah dengan SUV keluaran terbaru masa kini. Yang saya suka plat bodinya lebih tebal daripada mobil-mobil LCGC keluaran jaman sekarang. 
Mungkin karena usia perfoma mesin sudah banyak menurun, itu yang membuat Taruna saya lebih berat dan kurang power larinya, Tapi untuk saya yang tergolong pengemudi santai, buat saya masih okelah untuk kecepatan rata-rata 80 km per jam.
Untuk interiornya pun juga dibilang biasa saja masih sederhana sekelas mobil 2000an. Audionya masih menggunakan head unit bawaan merk Pioner lama yang belum menggunakan USB.  Tapi lumayan sebagai teman mendengarkan radio ketika di jalan. AC nya pun masih cukup dingin, apalagi dilengkapi dengan double blower. Khususnya di tipe FGX ini sampai ke baris ke 3 pun masih terasa dinginnya meski harus disetel di level maximum jika siang panas terik. 
Fitur lainnya juga sudah lumayan komplet seperti spion elektrik yang sudah dilengkapi dengan retract (bisa menutup sendiri), power window dengan central lock, power steering meski masih hidrolis cukup ringan diputar dan beberapa fitur lainnya.












Catatan tambahan :
  • Setelah pengujian 5 kali pengukuran konsumsi BBM dengan metoda full to full, didapat konsumsi BBM adalah sekitar 1:10 untuk kondisi lalulintas campuran, kota maupun luar kota. Kemungkinan masih bisa irit lagi jika di tune up. 
  • Ganti ban 4 biji, Hankook ring bawaan @600rban, total habis 2,5 jeti sama sekalian spooring/balancing.
  • Perbaikan seal rembes ternyata  tidak hanya seal oil carter tetapi juga seal pompa juga ikut diganti krn sudah getas karena umur. Total perbaikan habis 1 juta, karena jasa pembongkaran yang mahal dikarenakan mesin harus turun.
  • Overheat(OH) ketika diajak menanjak ke lereng lawu tepatnya Candi Cetho dan hampir OH di tanjakan ke Bukit Bejagan, Tempur, Jepara. Diindikasi karena kipasnya yang masih model viscofan kurang maksimal mengantisipasi panas berlebih  pada mesin Tapi setelah korok radiator ternyata normal lagi, saya bawa naik gunung dan bermacet-macet ria tidak pernah OH lagi.
  • September 2019 ganti seal kopling karena mulai rembes, habis sekitar 200 rb saja.
  • November 2019 kelistrikan bermasalah, accu tidak mau ngisi, terpaksa sering dorong. Akhirnya ganti accu dan service dinamo stater. Stater menjadi lebih tokcer dan tidak dorong lagi. Kelistrikan sembuh total.
  • Desember 2019 setelah sekian lama menahan panas karena AC kurang dingin, akhirnya masuk ke tukang service AC. Perbaikan habis 1, 075 juta dan AC jadi dingin lagi.
  • Setelah pemakaian 2 tahun, akhirnya Januari 2020 saya lepas mobil saya. Pengalaman megang Taruna lumayan puas. Harga purna jualnya juga masih dalam batas normal.

Sumber  tambahan :
https://id.wikipedia.org/wiki/Daihatsu_Taruna
https://www.facebook.com/groups/taruna.jogjajateng
https://www.facebook.com/groups/TarunaOwnersTARUNERS

Komentar

Postingan Populer