Puncak Becici

September 21, 2017

Puncak Becici

Liburan cuti kali ini saya menyambangi sobat saya yang ada di Tepus Gunungkidul, Rika. Saya sebenarnya tidak merencanakan untuk bepergian tetapi karena mungkin jarang bertemu, saya memutuskan mengajak Rika ke salah satu tujuan wisata baru di daerah Pedukuhan Gunung Cilik, Munthuk, Dlingo, Bantul, yaitu hutan pinus yang terkenal dengan nama Puncak Becici.

Hutan pinus didaerah Dlingo ini sebenarnya mudah dijangkau juga dari Yogyakarta. Mungkin hanya sekitar 20 km melewati arah Piyungan dan naik arah Pathuk ke selatan. Namun karena saya menjemput Rika dulu dirumahnya di Tepus jadi perjalanan menjadi lumayan jauh.

Para pengendara kendaraan bermotor harus cukup berhati-hati karena jalan menuju Puncak Becici menanjak dan berbelok-belok.

Sebenarnya saya sudah pernah menjelajah wisata ketempat ini, hanya saja mungkin sudah lama sekali sekitar tahun 2008. Saat itu kesana bersama mantan pacar saya (jadi teringat mantan terindah hehe).

Dan tempatnya pun belum tertata apik seperti sekarang. Masih berupa hutan yang rimbun ditutup semak-semak liar. Akses jalannya pun masih belum diaspal. Dulu tempat itu lebih sering digunakan anak muda untuk pacaran maupun nongkrong. Hutan pinus ini pun dulu masih diambil getahnya oleh para petani setempat. Namun sejak 2015 mulai dibuka menjadi daerah tujuan wisata oleh masyarakat setempat.

Untuk karcis masuk sebesar Rp 2,000,- sekaligus membayar parkir untuk mobil Rp 5,000,- dan untuk motor Rp 2,000,-. Beberapa wisatawan terlihat antusias ikut mengunjungi tempat wisata ini. Tampak juga wisatawan dari mancanegara juga berkunjung di tempat ini.

Konon menurut beberapa sumber, meski beritanya masih cukup simpang siur, mantan presiden Amerika Barak Obama pernah mengunjungi tempat ini beberapa waktu lalu (http://news.liputan6.com/read/3006664/wisatawan-kaget-obama-kunjungi-puncak-becici ) .

Masuk gapura masuk tempat wisata terlihat beberapa stand para penjual makanan dan minuman yang tertata rapi dan bersih. Beberapa spot spot foto pun terlihat di sudut-sudut hutan. Bagi yang suka selfie dan berpaham instagramisme mungkin tidak akan melewatkan spot-spot tersebut untuk berfoto.

Barisan pohon pinus yang tampak tumbuh berjajar rapi menyejukkan mata memandang. Serasa berada di luar negeri. Mungkin tampak mirip di barisan pinus di New South Wales di Australia, meski sedikit saja miripnya hehehe.

Semakin berjalan ke puncak, tiupan angin menjadi lebih kencang, sehingga panas terik matahari tidak terasa membakar kulit. Udara yang sejuk membuat kantuk cepat datang. Mungkin itu kenapa beberapa sudut terlihat persewaan hammock atau tempat tidur gantung. Karena di hutan pinus ini memang sangat cocok untuk bersantai dan tidur hehe

Di puncak Becici sendiri sudah disediakan tempat-tempat yang epik untuk dijadikan background untuk berfoto. Seperti gubuk unik dari kayu maupun rumah pohon. Di setiap ruas jalan setapak kita bisa menemui tulisan-tulisan yang cukup lucu dan unik, sangat cocok buat anak muda yang kekinian.

Tak terasa lama juga kami ngobrol ngalor ngidul sambil menikmati suasana Puncak Becici. Dan cukup banyak jepretan kamera yang sudah kami buat. Namun karena mengingat rumah Rika yang jauh saya pun memutuskan untuk mengajaknya pulang agar tidak kemalaman.

Mungkin sedikit melewatkan suasana senja tapi cukup puas bisa menikmati keindahan hutan pinus di Puncak Becici. Mungkin lain kali kami bisa mampir lagi kesana. Thanks Rika..